Sunday, March 16, 2008

dunia fana. saat ini atau nanti.

hidup. sebenernya hidup itu apa sih? berpikir? melek? jalan-jalan? ato pacaran? kalo nanya-nya begitu sih gua rasa jawabannya akan banyak. mungkin ada yang bilang kalau keluarga gua adalah hidup gua. ato mungkin ada yang bilang, harta gua adalah hidup gua. ato ada juga yang sedikit romantis menyebut pacarnya adalah hidupnya. ada juga yang bilang kalo berfikir adalah kehidupan. (si om rene nih) yang pasti, semua jawaban itu punya sesuatu hal yang sama, yaitu tempat dimana mereka hidup. di dunia. di bumi. di galaksi bima sakti. di alam semesta. dimana kita ngerasain semua yang bisa ditangkap sama emosi kita. sedih, senang, kecewa, marah, takut. tempat kita bergerak, beraktifitas, menjalani rutinitas, atau menghindari rutinitas. di tempat yang gak bisa diprediksi apa yang akan terjadi. sehari kita bersenang-senang, mungkin besoknya udah ditangisin, dikubur. semua yang membuat kita merasa berada berkumpul jadi satu di dunia. jadi menurut gua bisa disimpulkan kalo hidup gak akan berarti tanpa dunia.

sementara menurut kepercayaan banyak orang, dunia gak ada cuman satu. ada dunia lain yang katanya ada untuk selamanya, immortal atau abadi. seperti apa kehidupan di dunia lain ini? wah tidak ada yang tau. kalo ada yang mengaku tau akan dicap bohong, kafir, atau gila. kita tau bahwa dunia ini ada hanya dari ayat-ayat suci dan kisah-kisah yang diceritakan turun temurun. tapi tampaknya kepercayaan akan keberadaan hidup setelah kematian sudah mendarah daging. setidaknya untuk sebagian orang. karena itulah muncul pertanyaan di otak gua, sebenernya dunia mana sih dunia yang sebenarnya? dunia tempat kita benar-benar "berada", eksis, atau nyata. dunia yang kita tinggali sekarang? atau dunia setelah kematian? atau apakah kedua dunia itu sama-sama memberikan kita hidup?

untuk sebagian besar orang yang percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, biasanya dunia akhirat ini untuk mereka adalah dunia yang sesungguhnya. dunia dimana kita baru sungguh-sungguh hidup. akhirat ini disebutkan mempunyai 2 - yang kalau diumpamakan - daerah, dimana orang-orang dari dunia material (dunia yang kita tempati sekarang - sebut saja begitu) ditempatkan sesuai dengan amal mereka. "daerah" ini biasa disebut dengan surga dan neraka. di 2 daerah ini, para penghuni-nya mendapatkan kehidupan abadi dan mempunyai beberapa keistimewaan. untuk penghuni surga, disebutkan ada beberapa jenis sungai yang mengalir dan airnya merupakan air-air terenak yang dapat dipikirkan. selain itu para ahli surga ini juga mempunyai ratusan peri sebagai dayang-dayang mereka. disebutkan pula bahwa orang yang hidup di surga tidak mempunyai kesulitan untuk "memuaskan para dayang-dayang tersebut. sementara di neraka, para penghuninya mempunyai berbagai bentuk penyiksaan sebagai keistimewaan mereka. dan sebagai hadiah atas apa yang sudah mereka lakukan di dunia material. untuk orang-orang yang percaya akan dunia setelah kematian, akhirat seperti inilah yang merupakan kehidupan nyata. dunia material hanyalah sebuah dunia fana yang tidak lebih dari sebuah sandiwara belaka. dimana takdir sudah ditentukan, dan hanya sebagai tempat ujian untuk menentukan tempat di akhirat. yah bisa dibilang seperti spmb saja.

untuk gua sendiri, gua lebih memilih dunia material sebagai dunia yang nyata. sementara akhirat hanyalah sebuah dunia fana. kalau dalam game mungkin bisa diumpamakan sebagai bonus stage. mengapa begitu? karena buat gua, kehidupan di dunia material terasa lebih nyata dan ada tujuannya. entah tujuan vertikal ataupun horizontal. di dunia meterial ini kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi besok, dan kita merasakan semua emosi yang bisa kita rasakan di dunia ini. bandingkan dengan dunia akhirat dimana kita sudah mengetahui apa yang akan terjadi, tidak ada lagi kejutan-kejutan dalam hidup, dan yang paling penting, emosi manusia direduksi menjadi senang atau sedih. kita tidak bisa mendapat kedua-duanya. dunia material memberikan kita teman, sahabat, pacar, keluarga bahkan musuh yang secara tidak langsung membentuk karakter dan jalan pikiran kita. sementara dunia akhirat, hanya memberikan kita teman (malah di nearka kita hanya mendapat "algojo-algojo") dan karakter kita sudah terbentuk dari sananya. karena berbagai alasan itulah jika dilihat dari kacamata dunia material, dunia akhirat hanyalah dunia impian (baik mimpi indah maupun mimpi buruk) yang tidak nyata alias fana. buat gua, kehidupan yang sudah diatur itu bukanlah suatu kehidupan. dan karena itulah gua memilih dunia material gua sebagai dunia yang paling nyata. lalu kenapa gua bilang dunia akhirat itu hanya bonus? karena kalau lita merajuk pada kepercayaan bahwa kita mendapat imbalan atas jerih payah kita di dunia material pada dunia akhirat, maka dunia akhirat hanyalah sebuah hadiah dan tidak lebih dari itu. akhirat bukanlah dunia nyata dimana kita mempunyai kontrol penuh atas kehidupan kita.

sayangnya saat ini masih banyak orang yang mengganggap bahwa akhiratlah dunia yang sebenarnya sementara dunia material hanyalah persinggahan kita yang tidak penting. sebenarnya tidak apa kalau di dunia persinggahan ini dia tetap berusaha untuk hidup bagi sesamanya atau hidup secara horizontal namun tetap melihat keatas. yang menjadi permasalahan adalah orang-orang yang hanya hidup untuk langit, dan hanya langit. jika di daratan ada permasalahan yang tidak sesuai dengan ajaran langit, ia langsung mencoba membenarkannya atas nama langit. padahal entah apa yang ia lihat di langit itu. orang-orang seperti inilah yang lupa bahwa SAAT INI mereka hidup di dunia material dan bukan dunia akhirat. seharusnya kita tidak boleh lupa bahwa walaupun jika memang tujuan kita adalah langit, untuk mencapainya kita harus melihat ke daratan. pesawat tidak akan tercipta kalau wright bersaudara hanya menghabiskan waktu dengan melihat burung dan langit.

memang gua belom pernah berada di akhirat. jadi sebenernya gua sok tau aja menulis tentang keadaan di akhirat. yang sebenarnya bisa juga disebutkan untuk orang-orang yang dengan lantangnya mengatakan bahwa dunia material ini hanyalah dunia persinggahan kita, kita tidak boleh menikmati apa yang ada disini, karena kenikmatan yang sesungguhnya ada di alam akhirat. ya, kita memang mendapat semua kenikmatan di dunia nanti di akhirat, tapi apakah kita mempunyai emosi kesedihan/kekecewaan untuk menyadari bahwa kenikmatan itu tiada taranya? tak tahu, hanya tuhan yang tahu. begitu jawab mereka. setidaknya gua akan merasa puas udah mencoba menikmati kehidupan duniawi (dunia material) gua yang singkat dan tidak abadi ini dengan sepenuhnya.

.aziS

1 comment:

Anonymous said...

hahahaha..
si Aziss ada dsinii!
sbnrnya gw lg ga mood nulis, krn gw lg males mikir.
Jadi singkatnya, gw suka orang kayak lo, lbh bertanggung jawab krn punya alesan yg kuat knp dia melakukan atau gak melakukan sesuatu. Emg ga pernah ada yang tau apa yg akan terjadi di dpan, mreka cuma sok tau dan cuma punya jawaban berdasarkan sesuatu yang emg blm terbukti. tapi itu dari sudut pandang mreka yg blm YAKIN.
Pesen singkat dari si nden untuk hari ini adalaaah.. ada SESUATU yang udah tau lo akan nulis ini, itu. Berfikir ini, itu. Berbuat ini, itu dan hal-hal lain yang udah dan akan lo lakuin. Orang-orang kaya lo mungkin nantinya akan lebih hebat dari orang-orang lain yang cuma nelen bulet-bulet keyakinan yg udah ada di dpan mulut mereka yg disediain sama orangtua mereka, hahaa, itulah guaa! Jadi, semangat dan teruslah berKARYA sampe lo puas menikmati semua emosi yang lo punya skrg ini. hehe..

.jelitazulianiputri.